Sekolah kami memang memiliki segudang cerita misteri, salah satunya adalah cerita mengenai salah satu kematian salah satu siswi jurusan IPA 3, 8 tahun silam. Berawal ketika siswi tersebut datang sangat awal kesekolah dan bermaksud untuk mengerjakan tugas yang masih belum terselesaikan, waktu itu tepat pukul 5 pagi ketika ia tiba disekolah.
Seperti biasa, dengan letak kota kami yang berada di dataran tinggi tentunya membuat dingin sungguh menusuk tulang, siswi tersebut pun segera menuju kelasnya yang berada di lantai 4 gedung A, sekolah kami terdapat banyak sekali gedung-gedung yang di bagi berdasarkan jurusannya masing-masing, tapi menurut cerita salah satu kakak kelas kami, sebelum gedung A tersebut dibangun, konon dahulu tertanam pohon beringin yang sangat lebat dengan dahan yang sangat besar dan kelilingi pula oleh kuburan-kuburan Belanda, yang lebih mengenaskannya, dikatakan bahwa tepat disamping pohon tersebut terdapat satu buah sumur yang di fungsikan sebagai tempat pembuangan mayat yang telah disiksa oleh tentara Belanda.
Kemudian tidak lama setelah siswi itu duduk, karena merasa masih sedikit ngantuk ia pun menuju ke toilet bermaksud membasuh wajahnya dengar air, ketika usai membasuh wajahnya tiba-tiba siswi tersebut mendegar suara flush dari salah satu bilik, padahal saat itu masih pagi dan hanya siswi itu saja yang berada di toilet. Bulu kuduknya pun mulai merinding dan jantungnya pun berdegup sangat kencang, terjadi pergejolakan didalam batinnya antara penasaran untuk melihat apakah benar di dalam bilik tersebut terdapat orang ataukah tidak.
Akhirnya siswi tersebut memutuskan untuk melihat dan ketika ia melihat dari bawah pintu, ternyata terlihat sepasang kaki yang berlumuran darah dan luka cabikan, serta bau amis yang menyengat. Dengan sangat kaget, siswi itu berusaha keluar dari toilet tersebut, tetapi pintu langsung tertutup secara tiba-tiba. Kemudian bilik yang terdapat sepasang kaki tersebut pun mulai terbuka perlahan-lahan disertai suara denyit pintu, siswi tersebut pun melihat sesosok wanita yang mengenakan gaun merah dengan luka cabik diseluruh wajahnya dengan lidah yang menjulur keluar hingga 1 meter, matanya pun tampak melotot dengan warna merah darah, karena sangat shock, siswi itu pun pingsan dan terbangun di kantor guru.
keesokannya siswi itu selalu tampak melamun dan tertawa sendiri, teman-teman maupun sahabatnya
mulai menjauh karena sikapnya yang aneh, siswi itu pun kemudian selalu di bully oleh teman-teman sekelasnya bahkan oleh gurunya sendiri, kemudian 4 minggu kemudian tepat pukul 5 pagi, siswi itu ditemukan tewas sambil mengenakan gaun merah, ditemukan pula luka cabik sekejur tubuhnya dengan lidah menjulur keluar serta bola mata yang menonjol keluar seakan-akan lepas dari rongga matanya, sejak saat itu tidak ada satu pun baik siswi maupun guru yang berani masuk ke toilet wanita di gedung A, bahkan menurut cerita dari teman-teman toilet tersebut sudah dijadikan sebagai gudang dan tidak ada seorangpun yang berani melihat isi dari dalam pintu tersebut.
Lanjut ke :
Kuntilanak dan Anaknya Mencintai Aku
Pengalaman Misteri
Rabu, 10 September 2014
Selasa, 09 September 2014
Kuntilanak dan Anaknya Mencintai Aku
Aku Sam, sejak kecil aku sudah memiliki kemampuan yang tidak biasa dari anak-anak pada umumnya, yaitu melihat berbagai macam rupa mahluk astral sudah biasa bagi ku, seperti pocong, kuntilanak dan sundel bolong.
Berbagai pengalaman sudah aku alami, tapi ada satu pengalaman yang menarik, yaitu ketika pertama kali aku menempati rumah baru bersama kakak ku, Ben. Rumah yang kami tempati bisa dikatakan cukup mewah dan nyaman, dengan halaman yang cukup luas. Komplek yang kami tempati pun masih belum padat penghuninya, bisa dikatakan hanya terdapat 5 sampai 7 rumah saja dan itu tampak cukup sepi untuk kami sebagai penghuni baru dikomplek tersebut, bahkan disebelah kiri dan kanan rumah kami pun masih terdapat tanah kosong.
Disuatu sore ketika aku hendak bersantai ria di halaman depan, tiba-tiba aku melihat seorang anak kecil yang selalu mondar mandir dan tersenyum manis kearahku, kupikir mungkin hanya anak penduduk sekitar sini.keesokannya pun sama, anak kecil itu tersenyum kembali kepadaku, lalu dari ujung pagar dia sempat berbisik kecil, "mama suka papa", karena penasaran darimana asal anak tersebut aku pun berusaha mendekati pagar dengan niat untuk bertanya, ternyata anak itu lenyap begitu saja.
Seperti biasa, sabtu dan minggu adalah waktu aku dan Ben untuk berleha-leha, biasanya kami menghabiskan waktu untuk dinner bersama disalah satu restorant, ketika kembali kerumah aku membuka pagar dan tiba-tiba dari belakang muncul anak tersebut dengan muka sangat pucat, dengan siggap aku pun mengambil langkah seribu dan kembali masuk kemobil. Ben yang sebenarnya sudah tahu dengan kemampuanku yang dapat melihat mahluk halus pun langsung mengambil tindakan dengan melindas anak tersebut, kemudian Ben langsung membuka pintu rumah rumah dan menyuruhku segera masuk, lalu dengan secepat kilat kubuka pintu mobil dan berlari masuk kedalam rumah, anak itu pun berlari berusaha mengejar dengan muka pucat dan tampak taringnya yang cukup panjang.
ketika aku masuk kedalam kamar dan menutup pintu tiba-tiba dari luar kamar terdengar bunyi pecahan vas bunga yang sangat nyaring, disusul oleh suara ketawa yang sangat nyaring, karena takut terjadi sesuatu dengan Ben akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari kamar dan melihat apa yang terjadi, ternyata Ben telah dirasuki oleh sosok kuntilanak, situasi tampak sangat mencekam dan terlihat jari-jari Ben yang ditumbuhi kuku yang sangat panjang dan tajam, rambut Ben pun menjadi panjang sampai kelantai, wajahnya berubah menjadi sangat pucat. Sungguh mengagetkan, yang tadinya Ben membelakangi aku, tiba-tiba dia berbalik badan dan menghampiri aku sambil memegang gunting dengan mulut yang tersayat dari ujung bibir kiri hingga ke hidung, lalu Ben berbisik dengan suara seorang wanita tua "Kamu sudah pulang kerumah !!!
".
Lanjut ke :
Hantu kelaparan
Berbagai pengalaman sudah aku alami, tapi ada satu pengalaman yang menarik, yaitu ketika pertama kali aku menempati rumah baru bersama kakak ku, Ben. Rumah yang kami tempati bisa dikatakan cukup mewah dan nyaman, dengan halaman yang cukup luas. Komplek yang kami tempati pun masih belum padat penghuninya, bisa dikatakan hanya terdapat 5 sampai 7 rumah saja dan itu tampak cukup sepi untuk kami sebagai penghuni baru dikomplek tersebut, bahkan disebelah kiri dan kanan rumah kami pun masih terdapat tanah kosong.
Disuatu sore ketika aku hendak bersantai ria di halaman depan, tiba-tiba aku melihat seorang anak kecil yang selalu mondar mandir dan tersenyum manis kearahku, kupikir mungkin hanya anak penduduk sekitar sini.keesokannya pun sama, anak kecil itu tersenyum kembali kepadaku, lalu dari ujung pagar dia sempat berbisik kecil, "mama suka papa", karena penasaran darimana asal anak tersebut aku pun berusaha mendekati pagar dengan niat untuk bertanya, ternyata anak itu lenyap begitu saja.
Seperti biasa, sabtu dan minggu adalah waktu aku dan Ben untuk berleha-leha, biasanya kami menghabiskan waktu untuk dinner bersama disalah satu restorant, ketika kembali kerumah aku membuka pagar dan tiba-tiba dari belakang muncul anak tersebut dengan muka sangat pucat, dengan siggap aku pun mengambil langkah seribu dan kembali masuk kemobil. Ben yang sebenarnya sudah tahu dengan kemampuanku yang dapat melihat mahluk halus pun langsung mengambil tindakan dengan melindas anak tersebut, kemudian Ben langsung membuka pintu rumah rumah dan menyuruhku segera masuk, lalu dengan secepat kilat kubuka pintu mobil dan berlari masuk kedalam rumah, anak itu pun berlari berusaha mengejar dengan muka pucat dan tampak taringnya yang cukup panjang.
ketika aku masuk kedalam kamar dan menutup pintu tiba-tiba dari luar kamar terdengar bunyi pecahan vas bunga yang sangat nyaring, disusul oleh suara ketawa yang sangat nyaring, karena takut terjadi sesuatu dengan Ben akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari kamar dan melihat apa yang terjadi, ternyata Ben telah dirasuki oleh sosok kuntilanak, situasi tampak sangat mencekam dan terlihat jari-jari Ben yang ditumbuhi kuku yang sangat panjang dan tajam, rambut Ben pun menjadi panjang sampai kelantai, wajahnya berubah menjadi sangat pucat. Sungguh mengagetkan, yang tadinya Ben membelakangi aku, tiba-tiba dia berbalik badan dan menghampiri aku sambil memegang gunting dengan mulut yang tersayat dari ujung bibir kiri hingga ke hidung, lalu Ben berbisik dengan suara seorang wanita tua "Kamu sudah pulang kerumah !!!
Lanjut ke :
Hantu kelaparan
Rabu, 03 September 2014
Hantu Kelaparan
Hari tersebut adalah hari menurut kepercayaan chinese dimana pintu neraka dibuka dan keluarnya hantu-hantu kelaparan yang mencari makan atau pakaian, oleh karena itu tidak heran jika pada malam hari sebelum Hungry Ghost Day atau Chit Gwe poa tiba dan jika kita berwisata kearea China Town, dapat dijumpai hampir disepanjang pinggiran jalanan terdapat banyak sekali orang-orang yang membakar baju, celana yang terbuat dari kertas bahkan mobil yang terbuat dari kertas, serta makanan-makanan seperti nasi kuchai yang diisi kedalam mangkuk kecil dan diatasnya ditusuk sepasang sumpit, yang berarti makanan untuk kaum hantu.
Hari itu menjadi saat yang tidak akan terlupakan untuk saya, yaitu bermula ketika dalam perjalanan pulang kerumah bersama papa dan mama karena acara telah usai. Waktu itu dalam perjalanan pulang disepanjang jalan saya melihat banyak sekali orang-orang yang membakar pakaian kertas dan menyediakan makanan, tiba-tiba papa yang sedang menyetir berhenti disalah satu toko obat china, papa dan mama pun turun untuk membeli liang teh. Aku yang sendiri didalam mobil sebenarnya merasakan sesuatu yang tidak beres, seperti merasa agak merinding dan mencium aroma yang busuk. Merasa risih, saya pun mencari sumber bau dan ketika saya melihat kearah seberang jalan melalui jendela mobil, kaget bukan main.
Ternyata saya melihat sebuah pemandangan yang tidak biasa, semua makanan yang tadinya disajikan oleh orang- orang, sekarang telah disantap rakus oleh sosok yang sungguh membuat saya merinding. Bukan satu ataupun dua sosok, melainkan puluhan sosok yang saya lihat waktu itu. Wajah sosok-sosok tersebut sungguh menakutkan dengan wajah tercabik cabik, tubuh penuh luka dan darah seperti usai mendapat siksaan yang berat. cara mereka berjalan pun tidak biasa, mereka tampak merangkak, suasana sungguh tampak mencekam. Melihat pemandangan yang membuat bulu kuduk merinding tersebut sontak tubuh pun kaku dan dingin, tiba-tiba dari kiri dan kanan terdengar suara bisikan "Dimana Makanan Saya, LAPAR, LAPAR,LAPAR".
Lanjut ke :
Hantu Kopak
Hantu Kopak
Didataran kalimantan terdapat banyak sekali segudang mitos dan kejadian mistis yang terasa begitu nyata. Bagi masyarakat kalimantan, apalagi jika kita berkunjung kepedalaman salah satu desa yang konon terdapat kuburan tua tepat di tepi jalan. Pada siang hari, jalanan tersebut tampak cukup ramai di lalu lalangi oleh penduduk setempat.
Disini pula banyak beredar cerita dari mulut ke mulut bahwa jika malam hari tiba, sosok penunggu kuburan tersebut akan menganggu orang-orang yang melintasi didepan kuburan tersebut. Mereka menyebutnya dengan sebutan "Hantu Kopak" yang berarti hantu kupas kulit.
Diceritakan dahulu, sekitar 12 tahun yang lalu terjadi pembunuhan dan pemerkosaan terhadap salah satu gadis di desa tersebut, setelah diperkosa gadis tersebut disiksa dengan cara dicabuti kukunya satu persatu dari kaki hingga tangan dan gadis tersebut pun dikuliti hidup-hidup, mayatnya juga dibuang di sekitar areal kuburan tersebut.
Tidak heran, berdasarkan pengakuan salah satu orang yang pernah berjumpa dengan sosok Hantu Kopak ia akan melihat sosok yang sangat menakutkan dengan baju putih koyak, aroma bau busuk, wajah yang tampak sinis melotot, hanya terlihat otot dan bola mata yang berwarna merah nyala seperti akan lepas dari rongga matanya serta lidah yang menjulur keluar. Yang lebih parahnya lagi, sekali saja kita berjumpa dengan sosok tersebut, maka setiap malam jumat kliwon akan terdengar suara ketukan pintu dengan bisikan "kulit, kulit, kulit".
Lanjut ke :Pocong Penunggu Kos No.28
Selasa, 02 September 2014
Pocong Penunggu Kos No.28
Perkenalkan saya Ray dan saya baru saja lulus SMA beberapa bulan yang lalu. Sama seperti anak-anak SMA yang lain, Universitas adalah tempat idaman yang telah diimpikan dari dulu, tapi bagi saya masa-masa kuliah adalah momok yang tak terlupakan, dimulai ketika saya menghuni sebuah kos didaerah tangerang bersama dengan sahabat dekat saya Lucky yang juga menghuni tepat diseberang kamar saya dan kami adalah penghuni pertama dikos tersebut, tidak ada lagi penghuni lain selain kami berdua.
Awalnya kami tampak nyaman dengan kos tersebut karena fasilitas yang sangat memadai dan tampak elegan, karena terdapat lorong antara kamar yang satu dengan kamar yang lain, persis seperti lorong hotel. Jarak dari kos ke kampus pun sangat dekat sehingga kami jarang sekali terlambat menuju kampus di banding teman-teman yang lain.
Secara spontan suara tersebut langsung membangunkan saya, kemudian suara itu hilang. Setelah selang beberapa menit suara tersebut terdengar kembali tup-tup-tup, karena merasa risih, saya pun memberanikan diri untuk menoleh kearah jendela kamar saya yang persis menghadap kearah lorong-lorong kamar, sontak saya kaget, ternyata terlihat adalah rupa pocong yang sangat menyeramkan dengan balutan kain kafan diseluruh tubuhnya dan ikatan dikepala yang tampak seperti ikatan pada guling.
Sialnya jendela tersebut masih belum di beri gorden, sehingga terjadi tatap muka antara saya dan pocong, dengan jelas saya melihat matanya yang merah melotot kearah saya dengan muka yang sangat pucat.Saya merasakan kaku disekujur tubuh, detak jantung yang sangat cepat, dan mengalir keringat dingin disekujur tubuh. Tanpa sadar keesokan harinya saya bangun dan melihat lucky tidur disamping saya, ternyata malam itu lucky juga sempat melihat pocong tersebut dari jendela kamarnya pada saat hendak ke toilet, karena takut lucky pun memutuskan untuk tidur dikamar saya.
Singkat cerita, kami berdua pun langsung memutuskan untuk pindah ke kos yang lain yang lebih ramai dan setelah beberapa bulan kami pindah tiba-tiba terdengar jika kos yang kami tempati dulu adalah TKP kasus pembunuhan oleh seorang ayah yang tega menyemen anaknya sendiri hidup-hidup kedalam lantai dikos tersebut sebagai tumbal untuk mendapat kekayaan lebih, dan yang lebih mengejutkannya lagi ternyata mayat tersebut ditemuka dalam posisi masih terbungkus kafan dengan tali pocong yang masih terikat.
Lanjut ke :Hantu Kopak
Langganan:
Postingan (Atom)