Selasa, 02 September 2014

Pocong Penunggu Kos No.28

      
      Perkenalkan saya Ray dan saya baru saja lulus SMA beberapa bulan yang lalu. Sama seperti anak-anak SMA yang lain, Universitas adalah tempat idaman yang telah diimpikan dari dulu, tapi bagi saya masa-masa kuliah adalah momok yang tak terlupakan, dimulai ketika saya menghuni sebuah kos didaerah tangerang bersama dengan sahabat dekat saya Lucky yang juga menghuni tepat diseberang kamar saya dan kami adalah penghuni pertama dikos tersebut, tidak ada lagi penghuni lain selain kami berdua.

       Awalnya kami tampak nyaman dengan kos tersebut karena fasilitas yang sangat memadai dan tampak elegan, karena terdapat lorong antara kamar yang satu dengan kamar yang lain, persis seperti lorong hotel. Jarak dari kos ke kampus pun sangat dekat sehingga kami jarang sekali terlambat menuju kampus di banding teman-teman yang lain.

       Kemudian pada suatu malam sebuah kejadian yang mencekam pun terjadi, malam menunjukan tepat pukul 23.00 ketika kami berdua baru saja pulang dari acara ulang tahun teman dan hendak tidur dan mematikan lampu kamar serta menarik selimut keseluruh tubuh untuk menghangatkan badan yang masih terasa dingin setelah mandi tadi. baru saja memejamkan mata tiba-tiba saya mendengar suara tup-tup-tup-tup, terdengar seperti orang yang sedang loncat-loncat.

       Secara spontan suara tersebut langsung membangunkan saya, kemudian suara itu hilang. Setelah selang beberapa menit suara tersebut terdengar kembali tup-tup-tup, karena merasa risih, saya pun memberanikan diri untuk menoleh kearah jendela kamar saya yang persis menghadap kearah lorong-lorong kamar, sontak saya kaget, ternyata terlihat adalah rupa pocong yang sangat menyeramkan dengan balutan kain kafan diseluruh tubuhnya dan ikatan dikepala yang tampak seperti ikatan pada guling. 


       Sialnya jendela tersebut masih belum di beri gorden, sehingga terjadi tatap muka antara saya dan pocong, dengan jelas saya melihat matanya yang merah melotot kearah saya dengan muka yang sangat pucat.Saya merasakan kaku disekujur tubuh, detak jantung yang sangat cepat, dan mengalir keringat dingin disekujur tubuh. Tanpa sadar keesokan harinya saya bangun dan melihat lucky tidur disamping saya, ternyata malam itu lucky juga sempat melihat pocong tersebut dari jendela kamarnya pada saat hendak ke toilet, karena takut lucky pun memutuskan untuk tidur dikamar saya. 


       Singkat cerita, kami berdua pun langsung memutuskan untuk pindah ke kos yang lain yang lebih ramai dan setelah beberapa bulan kami pindah tiba-tiba terdengar jika kos yang kami tempati dulu adalah TKP kasus pembunuhan oleh seorang ayah yang tega menyemen anaknya sendiri hidup-hidup kedalam lantai dikos tersebut sebagai tumbal untuk mendapat kekayaan lebih, dan yang lebih mengejutkannya lagi ternyata mayat tersebut ditemuka dalam posisi masih terbungkus kafan dengan tali pocong yang masih terikat.




Lanjut ke :Hantu Kopak

1 komentar: